Pada satu bukit jauh, dari sini, lihat salib Tuhan berdiri
S’potong kayu kasar, tanda dosa besar
Di sana Tuhanku t’lah mati
Reff : Kudatang pada salib itu
Ku ingat cintaNya Tuhanku
dan ku jatuh pada kakiNya, sanaku dapat ampun dosa
kuk kayu yang kasar dihinakan dunia bawa kelepasanku kekal
bagiku sebabnya Tuhan pertolongan penebus semua dosa dunia
Salib tidak hanya sebatas simbol keyakinan pada Kristus. Salib memiliki latar belakang yang suram dan gelap hingga Allah Bapa mengubah-Nya menjadi suatu kemenangan melalui pengorbanan putera-Nya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus.
Bangsa Persia pada mulanya menggunakan salib sebagai bentuk penghukuman pada penjahat hingga ke penyembahan pada dewa-dewa tertentu, sedangkan bagi masyarakat Mesir Kuno salib adalah simbol seksual terkait dengan ritual penyembahan terhadap Dewa Matahari yang kemudian dihubungkan dengan simbol “kehidupan” dan “pemberi hidup”. Demikian juga bagi suku bangsa Fenisia dan Kartago dimana salib dengan simbol lingkaran di bawahnya menunjuk kepada ”kebaikan” di dalam arti ”kebaikan mula-mula.” yang kemudian bentuk salib diubah dengan lingkaran di bawahnya menunjuk kepada sebuah hati.
Meski bukan produk asli, masyarakat Yunani juga menggunakan salib sebagai bentuk penghukuman bagi para penjahat dari kalangan budak dan bukan kepada masyarakat Yunani yang merupakan penduduk kota. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat Romawi sebagai bentuk penghukuman yang paling keji sekaligus sebagai bentuk mempersembahkan para kriminal kepada dewa-dewa seperti Zeus dari neraka.
Mengapa harus Salib ?
Inilah salah satu bukti ke-Maha Kuasa-an Allah Bapa Tuhan kita. Sebagaimana yang sudah diuraikan, salib adalah simbol kejahatan dan wujud penyembahan kepada dewa-dewa, tetapi Tuhan berkenan memakai dan mengubah-Nya menjadi sesuatu yang indah sebagai simbol pembebasan dan kemenangan. Artinya, Tuhan tidak semena-mena membuang sesuatu yang telah menyakiti hati-Nya yaitu orang berdosa yang hidup dalam kegelapan, yang telah melakukan kejahatan dan menyembah berhala, tetapi karena kasih-Nya Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya (1 Yohanes 4:9).
Yang perlu kita pahami bahwa penyaliban itu tidak hanya dialami oleh anak Manusia, tetapi terlebih dahulu dialami oleh Allah Bapa dengan merelakan Anak yang dikasihi-Nya yang kepada-Nya Ia berkenan (Matius 17:5, Markus 9:7, 2 Petrus 1:17). Itulah sebabnya Allah memilih salib yang melambangkan kemurahan kasih-Nya turun dari surga ke bumi (dalam bentuk vertikal) untuk sama seperti manusia (dalam bentuk horisontal).
Realita Salib dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita kembali melihat salib yang membentuk dua sisi yaitu vertikal dengan berdiri tegak dan horisontal datar membujur. Sisi vertikal salib dibatasi oleh sisi horisontal dimana sisi vertikal di atas sisi horisontal lebih pendek jika dibandingkan dengan sisi vertikal di bawah sisi horisontal yang lebih panjang. Hal ini memberi pengajaran kepada kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari (termasuk hamba Tuhan/Rohaniwan, Pendeta) Tuhan tidak menuntut kita untuk menyerahkan seluruh hasil kerja kita kepada Tuhan karena memang kita masih hidup di dunia. Ini realistis ! Firman Tuhan dalam Maleakhi 3 ayat 10 menerangkan untuk kita membawa persembahan ke rumah Tuhan sepersepuluh dari berkat yang kita terima.
Sedangkan sisi horisontal salib yang di sebelah kiri dan kanan sama panjangnya serta seimbang, artinya dalam kehidupan kita secara duniawi dan rohani harus seimbang. Tidak sedikit orang Kristen yang menjadi batu sandungan bahkan jatuh dalam dosa karena kehidupan yang tidak seimbang. Waktu untuk pelayanan begitu panjang, tetapi waktu untuk keluarga dan berlutut di kaki Tuhan terabaikan. Imam Eli adalah bukti dalam Alkitab (1 Samuel 2: 12, 1 Samuel 3: 13). Bahkan ada juga orang Kristen yang memandang pelayanan itu berbeda dan lebih memandang penting pelayanan tertentu, sehingga timbullah keinginan untuk memilih-milih pelayanan. Bagaimana dengan anda ?
Ingat ! salib terdiri dari dua sisi. Sisi vertikal adalah otoritas Tuhan yang memberi kita hidup di dunia berdasarkan kasih karunia dari tahta kerajaan Surga. Lalu sisi horisontal adalah perjalanan hidup kita di dunia yang melekat dengan campur tangan yang dikendalikan Tuhan. Bayangkan saja jika tidak ada sisi vertikal salib yaitu Tuhan yang tinggal di dalam hidup kita, maka sisi horisontal kehidupan kita akan limbung. Inilah salib yang realistis !
Setelah Yesus Kristus berhasil mengalahkan maut dengan kebangkitan-Nya dari kubur, salib menjadi simbol kemenangan yang membawa sukacita. Selanjutnya bagi kita yang sudah mengalami pembebasan dan berkemenangan oleh kuasa salib Kristus perlu menceritakan pengalaman itu kepada orang lain sebagaimana amanat agung dalam Matius 28 : 19 – 20.
Oleh : Manogar Rajagukguk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar