Minggu, 17 April 2011

Siswa Pindahan Memberi Kesempatan?

SUARA MERDEKA - WACANA

03 November 2010
Gagasan



Sungguh, tulisan ini hanya bertujuan untuk mempertajam pemahaman dan mengukuhkan suatu pendapat sekaligus berharap adanya argumen-argumen yang mampu memberi suatu pengertian yang memiliki dasar dan bukan hanya anggapan. Untuk semua itu, sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat hal yang kurang berkenan dari isi tulisan ini.

Ketika melakukan browsing secara tidak sengaja saya menemukan artikel dengan judul ‘’SMP Murni Tidak Terima Siswa Pindahan dalam Kota’’ di posting Rabu, 7 Juli 2010. Dalam artikel tersebut Bapak Widodo, Ketua PPDB SMP Murni Solo berpendapat bahwa siswa pindahan dari dalam kota bisa dipastikan nakal atau tidak naik, sehingga hanya akan merepotkan guru dan mengganggu siswa lain. Selain itu juga membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif. Apakah memang demikian?

Asumsi Bapak Widodo memang ada benarnya. Saya dulu pernah menjadi siswa pindahan karena selama kelas 1 SMA tergolong siswa yang nakal. Bahkan kenakalan itu tetap terbawa hingga semester 1 kelas 2 di sekolah yang baru. Namun saya sangat bersyukur karena ada 2 orang guru yang sangat berdedikasi membimbing serta mengarahkan saya hingga mendapat kesempatan merubah perilaku.

Tentu hal tersebut menjadi pembuktian pendapat dari Abin Syamsuddin Makmun (Psikologi Pendidikan, 2003) yang menyebutkan bahwa tugas guru antara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes) sebagaimana makna kata guru (Sansekerta) menerangi kegelapan.

Sebab perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan, sikap dan tindakan (Sarwono, 1993), sehingga perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar, meskipun strategi perubahan perilaku tidak terbatas pada Education.

Perubahan perilaku juga dapat terjadi karena adanya Inforcement, tekanan yang sengaja diciptakan dalam bentuk peraturan atau tata tertib hingga pemberian sanksi. Sebagai pembimbing, saya menyadari hal ini tidaklah gampang, mengingat kecenderungan siswa (anak) sekarang suka menentang sehingga dituntut kegigihan guru dalam memodifikasi dan memformulasi strategi perubahan perilaku yang dibarengi dengan teladan guru/orang tua sebagai model yang diidolakan.

Dengan dasar dua strategi perubahan perilaku itu, tentunya sekolah tidak perlu menjadi trauma menerima siswa pindahan meskipun itu satu kota, sepanjang penambahan siswa memang diperlukan. Bagaimana menurut Anda?

Manogar Rajagukguk
BK SMK 17 Agustus 1945
Jl Ki Mangunsarkoro No. 19
Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar